Senin, 02 Maret 2009

Character Building

“Satu poin dari pertandingan seperti ini berharga layaknya emas….
Tim saya layak mendapat poin ini, bukan karena permainan mereka,
tetapi karena karakter mereka yang membuat perbedaan”
(Jose Mourinho)


Jose Mourinho adalah seorang pelatih sepakbola terkenal. Saat ini ia melatih Inter Milan, klub sepakbola Italia setelah dua tahun lebih melatih Chelsea. Selama dua tahun berturut-turut ia membawa Chelsea meraih juara Premiere League Inggris. Dia menjuluki dirinya sebagai “The Special One”. Di mata sebagian orang ia dikenal sebagai orang yang sombong, angkuh, dan terlalu percaya diri. Tapi bagi para pelatih sepakbola terkenal, Jose Mourinho adalah seorang pelatih yang memiliki karakter yang kuat.

Banyak orang sukses dan terkenal seperti Mourinho di dunia ini. Ada satu rahasia yang dimiliki oleh orang sukses, para tokoh dunia, penemu, dan orang-orang seperti mereka, yaitu karakter atau watak yang kuat. Berikut ini adalah kisah dua orang tokoh yang telah mengubah peradaban dunia. Dari mereka kita dapat belajar banyak tentang apa itu karakter dan bagaimana memiliki karakter seorang pemenang.

Pada suatu pagi Raja Philippus sibuk memilih kuda perang. Di antara kuda yang sedang dipilihnya ada seekor yang besar, kuat, dan bagus. Tapi kuda itu sangat liar. Tak ada satu pun pelatih kuda yang mampu menjinakkannya, bahkan pelatih yang paling ulung pun tak mampu mengendarainya. Akhirnya para pelatih kuda dan Raja Philippus sendiri memutuskan, bahwa kuda itu tak baik untuk berperang. Tapi tiba-tiba ada seorang anak berteriak, “kuda itu kuda paling bagus yang pernah kulihat! Aku dapat menjinakkannya!”. Singkat cerita, anak itu dapat menjinakkan kuda liar tersebut dengan mendekatinya sambil berbicara dengan lemah lembut. Kuda itu dibelai-belainya dan diarahkannya menghadap matahari. Anak tersebut tahu bahwa kuda itu sangat takut melihat bayangannya sendiri. Nama anak tersebut adalah Alexander.

Alexander adalah anak Raja Philippus, raja Macedonia. Alexander belajar ilmu pengetahuan dari Aristoteles. Ia gemar belajar dan membaca. Setelah menjadi raja menggantikan ayahnya pada usia 20 tahun, Alexander kemudian menaklukan dunia.

Ada seorang anak tukang tenun miskin yang putus sekolah di kota Genoa, Italia. Ketika kecil ia suka sekali melihat-lihat kapal di pelabuhan. Ia bercita-cita ingin menjadi pelaut. Sekalipun tidak sekolah, ia selalu belajar dan membaca. Ia kemudian menjadi pelaut pada umur 14 tahun. Pada masa itu kebanyakan orang percaya bahwa bumi itu datar, tapi pelaut kecil ini percaya bahwa bumi itu bulat dan bila orang berlayar ke barat terus-menerus akhirnya akan sampai di tempat semula. Semua ini ia ketahui dari buku-buku yang dibacanya.

Ketika ia mengajukan permintaan kapal kepada raja Portugis, ia ditolak. Kepada raja Inggris juga ditolak Kepada Ratu Spanyol, Isabella juga ditolak bahkan ditertawakan oleh para ilmuwan dan ahli laut Spanyol. Sepuluh tahun lamanya ia mencari raja yang mau membiayai rencananya. Hingga akhirnya Ratu Isabella bersedia memberikan kapal karena Spanyol telah selesai berperang.

Di tengah laut anak buah kapalnya ketakutan karena sudah dua bulan lebih mereka tidak melihat daratan. Mereka marah dan ingin membunuhnya dengan membakar ia hidup-hidup atau menggantungnya. Namun ia tidak gentar bahkan menantang anak buahnya dengan mengatakan bila dalam tiga hari tidak menemukan daratan, maka mereka kembali ke Spanyol. Tiga hari kemudian, yaitu pada tanggal 12 Oktober 1492, mereka menemukan daratan. Peristiwa ini dikemudian hari dikenal sebagai penemuan benua baru, benua Amerika. Nama pelaut yang menemukan benua tersebut adalah Columbus. Pada saat itu Columbus mengira bahwa ia telah sampai ke India. Itulah sebabnya penduduk daratan itu ia sebut Indian.

Columbus tidak marah ketika Amerigo Vespucci mengklaim bahwa dirinyalah yang menemukan benua Amerika dan memberi nama benua itu sesuai dengan namanya. Columbus juga tidak marah ketika banyak orang iri hati kepadanya karena kesuksesannya dan menganggap apa yang dicapainya adalah sesuatu yang dapat mereka lakukan juga.

Kisah Alexander Agung dan Columbus adalah kisah tentang keyakinan, pendirian yang teguh dan rasa percaya diri seseorang. Kedua tokoh tersebut memperjuangkan dengan gigih apa yang dicita-citakannya, tidak putus asa, dan dengan penuh sabar terus-menerus berusaha menggapai apa yang diinginkannya.

Ada kemiripan diantara mereka, yaitu kemauan untuk belajar dan membaca. Alexander belajar dari seorang mahaguru Aristoteles, sementara Columbus belajar dari buku-buku yang dibacanya. Columbus menjadikan buku sebagai gurunya yang setia. Mereka menjadi besar karena memiliki keinginan kuat untuk membuktikan apa yang diyakininya sementara orang lain menertawakan bahkan mengejeknya.

Jadi, baik Alexander dan Columbus memiliki karakter kuat untuk menjadi seorang pemenang. Karakter itulah yang membedakan mereka dengan orang-orang se-jamannya. Membedakan Columbus dengan para ilmuwan, ahli laut Spanyol, dan anak buahnya yang hendak membunuh dia. Membedakan Alexander dengan pelatih-pelatih kuda hebat dan panglima-panglima perang lainnya.

Selasa, 09 September 2008

Kebebasan & Disiplin 3

Sekali lagi disiplin berarti mengajar hal-hal yang bersifat positif dan konstruktif. Disiplin dimulai dari rumah. Bila anak-anak tidak disiplin di rumah, maka dapat dipastikan ia tidak disiplin di sekolah. Pendidikan dan kedisiplinan bagaikan dua sisi mata uang. Milton R. Sapirstein mengatakan: “Education like neurosis, begins at home” (pendidikan seperti halnya penyimpangan perilaku, dimulai dari rumah). Bagaimana anak di rumah, begitulah ia di sekolah. Bila anak di rumah biasa berteriak-teriak, maka di sekolahpun ia akan berteriak-teriak. Bila anak di rumah biasa berbantah-bantahan, maka di sekolahpun ia akan berbantah-bantahan. Jadi mendidik dan mendisiplinkan anak harus dimulai dari rumah. Orang tua turut juga berperan dalam mendidik anak. Tanggung jawab mendidik anak tidak sepenuhnya berada di pundak sekolah, karena waktu yang dihabiskan anak di sekolah hanya berkisar 7-8 jam sehari, sisanya di rumah.

Dr. John Pearce dalam bukunya Bagaimana Mengatasi Perilaku yang Buruk mengatakan: “Bila orang tua tidak dapat bersepakat mengenai di mana garis (maksudnya garis di antara perilaku yang baik dan yang buruk)tersebut harus ditarik, maka tidak akan mengherankan apabila anak-anak menjadi membangkang karena mereka tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka. Anak-anak perlu mempunyai pengertian yang sangat jelas mengenai apa persisnya yang diminta, kalau tidak mereka akan membuat peraturan mereka sendiri dan mengerjakan apa saja yang mereka inginkan” (Pearce, 1990:15). Dalam suatu kesempatan bercakap-cakap Pak Sumantri, guru Fisika SMP, menasehati penulis untuk tidak membiarkan anak-anak mengendalikan situasi di kelas.

Mendidik anak-anak untuk berdisiplin berarti mencurahkan cinta kasih kita kepada mereka dengan cara memberi mereka perhatian. Mungkin selama ini anak-anak kita kurang mendapatkan perhatian dan cinta kasih kita sehingga mereka bertindak yang aneh-aneh. Cinta kasih hanya dapat dibuktikan melalui sebuah tindakan atau melalui contoh yang berasal dari hati, melakukannya dengan sentuhan hati.

Disiplin tidak hanya sekedar mematuhi perintah dan aturan-aturan baku lalu menghukum atau memberi sanksi bagi yang melanggar. Tindakan seperti itu hanya akan menjerumuskan kita kepada hal-hal yang bersifat normatif. Siapa yang salah dan melanggar harus dihukum. Sifat normatif sudah pasti mengabaikan alasan-alasan, motif, atau latar belakang mengapa seseorang berbuat kesalahan, membangkang atau bertindak yang aneh-aneh. Bisa saja seorang anak berbuat salah karena ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya salah. Sikap yang normatif akan menjerumuskan kita pada sifat menghakimi. Saat kita menghakimi orang saat itulah kasih tidak ada dalam diri kita.

Disiplin berarti mengajarkan anak untuk mengerti apa artinya kebebasan dan bagaimana mempertanggung jawabkan kebebasan tersebut. Disiplin berarti memberikan pemahaman mengapa sebuah tindakan boleh dilakukan sedangkan yang lain tidak boleh. Memberikan mereka kebebasan untuk memilih sekaligus memberitahu mereka konsekuensi atau resiko yang harus mereka terima atas pilihan tersebut.

“Jadi, bila Anda menginginkan anak Anda berperilaku cukup baik, Anda harus mulai menerapkan disiplin Anda sejak dini…disiplin tidak hanya diperlukan untuk melindungi anak dari bahaya, tetapi juga diperlukan oleh anak untuk masuk dan menjadi anggota masyarakat yang berguna” demikian pesan Dr. John Pearce. Bila Anda ingin belajar tentang disiplin, bacalah Alkitab dan ikutlah teladan Yesus.

Kebebasan & Disiplin 2

Kebebasan memiliki batasan dan aturan. Di rumah anak-anak menuntut agar diberi kebebasan oleh orang tua mereka. Di sekolah pun demikian. Kita sering dibuat bingung oleh tingkah laku anak (didik) kita yang suka melawan dan membangkang. Kadang kita dibuat marah dan terpaksa menghukum anak karena perbuatan mereka selalu melanggar aturan. Mereka seolah-olah tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.

Tahukah Anda mengapa anak-anak berperilaku buruk? Mengapa mereka membangkang? Di rumah Anda tidak mampu menghadapinya, di sekolah pun guru-guru tidak kuasa mengaturnya. Tapi tidak jarang kita melihat ada orang yang mampu mengatasi mereka. Orang tersebut mampu mengendalikan anak-anak kita dan mereka mendengar apa yang dikatakannya. Kenapa orang tersebut dapat melakukannya, sementara Saya sebagai orang tuanya (guru) tidak? Anda bertanya-tanya mengapa bisa demikian?

Sebenarnya permasalahan yang sering terjadi di atas ada jawabannya. Jawaban tersebut sudah sering kita dengar dan lakukan. Jawaban dari permasalahan di atas adalah “DISIPLIN”. “Ah, Saya bosan mendengar kata itu. Buktinya anak Saya tetap saja nakal, membangkang, dan bertingkah yang aneh-aneh” begitu kira-kira tanggapan Anda. Saya bisa memahami apa yang Anda rasakan karena yang Anda rasakan dan alami itu dirasakan juga oleh banyak orang di dunia ini.

Disiplin berasal dari bahasa Latin- disiplina –yang berarti mengajar, yang bersifat positif dan konstruktif. Murid-murid Yesus dalam bahasa Inggris disebut Disciples (Rasul). Kata disciples diambil dari kata disiplina. Pengertian disiplin di atas telah mengalami pendangkalan makna (sama halnya dengan istilah freedom). Sangat disayangkan disiplin sering digunakan dengan cara yang negatif dan otoriter. Disiplin dianggap sebagai penghalang kebebasan oleh sebagian orang, khususnya murid-murid sekolah.

Banyak orang menganggap disiplin berarti hukuman dan sikap yang sangat kaku, sehingga banyak yang menghindari menggunakan istilah tersebut. Disiplin bukan berarti hukuman. Disiplin juga bukan berarti sikap yang sangat kaku. Bahwa orang-orang yang menerapkan kedisiplinan kebanyakan berperilaku seperti itu adalah hal lain. Tidak dapat dimungkiri bahwa selama ini orang-orang yang menerapkan disiplin adalah orang-orang yang otoriter, kita lihat contohnya di militer. Banyak kepala sekolah, guru, dan orang tua yang berlaku otoriter, tapi menggunakan istilah disiplin. Ini adalah sebuah pemutarbalikkan makna.

Ada kisah yang menarik dari seorang Michael Jackson. Beberapa tahun lalu ia bercerita bagaimana bapaknya mendidik ia dan saudara-saudaranya dengan keras, bahkan sangat keras. Bapaknya memang menginginkan agar anak-anaknya sukses. Di mata Michael Jackson bapaknya adalah seorang yang kejam, yang berusaha mendidik anak-anaknya untuk disiplin tapi tindakan yang dilakukannya adalah perbuatan yang kaku dan otoriter. Beberapa kasus membuktikan bahwa sikap orang tua yang sangat keras pada anak-anak mereka di waktu kecil berakibat pada penyimpangan seksual mereka di usia dewasa. Bagi anak laki-laki kecenderungannya adalah menjadi bencong (waria) atau gay.

Kebebasan & Disiplin 1

“Responsibility is the price of freedom” (Elbert Hubbard)

Alkisah, Musa sedang menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, di padang gurun. Tiba-tiba dari semak duri muncul lidah-lidah api yang menyala namun semak duri tersebut tidak terbakar. Rasa penasaran menyelimuti hati Musa yang kemudian mendekat untuk melihat semak duri yang tidak terbakar tersebut. Tiba-tiba dari semak duri tersebut terdengarlah suara yang memanggil namanya. Ternyata suara itu adalah suara TUHAN. Di tempat itulah Tuhan pertama kali memperkenalkan diri kepada Musa. Tuhan kemudian memberitahukan namaNya kepada Musa. “AKU ADALAH AKU” kata Tuhan. “YHWH” itulah nama Tuhan. Berhubung huruf-huruf tersebut adalah huruf mati (konsonan), maka orang Israel menambahkan huruf vokal di antara huruf-hurf mati tersebut, orang Israel menyebutNya: Yahweh atau Yehovah. Bangsa Israel sebelumnya tidak mengenal siapa itu Tuhan, siapa namaNya. Mereka hanya tahu bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah Tuhan nenek moyang mereka, yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Yahweh dalam terjemahan bahasa Indonesia ditulis dengan huruf besar, yaitu TUHAN (Inggris: LORD).

Musa diberi tugas oleh Tuhan untuk membebaskan (memerdekakan) bangsa Israel dari perbudakan di tanah Mesir. Kisah keluarnya (eksodus) bangsa Israel dari Tanah Mesir adalah kisah tentang perjuangan manusia melawan penindasan, kebodohan, ketakutan, dan kemapanan. Kisah eksodus ini jugalah yang menginspirasi bapak-bapak pendiri Amerika untuk memerdekakan Amerika. Demikian juga halnya dengan Bung Karno yang beberapa kali dalam pidatonya selalu mengutip ayat-ayat Alkitab dalam Kitab Keluaran.

Kemerdekaan atau kebebasan (freedom) adalah kata yang sering dikumandangkan orang. Penggunaan kata tersebut bahkan sering disalahgunakan dan disalahtafisrkan. Banyak orang yang berkepentingan dengan kata tersebut sehingga makna kebebasan (kemerdekaan) akan ditafsirkan sesuai dengan kepentingan penggunanya. Orang berpikir bahwa kebebasan berarti leluasa melakukan apa saja yang kita mau. Bagi sebagian orang kebebasan berarti hidup tanpa adanya peraturan yang membatasi.

Ingat! Kebebasan bukanlah surat ijin (license) untuk berbuat sekehendak hati kita. Tuhan membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir agar mereka bebas dan merdeka. Bangsa Israel bebas menyembah dan beribadah kepada Tuhan, bebas menentukan nasib mereka sendiri, bebas menentukan pilihan sendiri. Namun, kebebasan mereka diberi batasan atau rambu-rambu oleh Tuhan. Sepuluh Perintah Allah adalah rambu-rambu bagi bangsa Israel.

Dalam salah satu perintahNya bangsa Israel dilarang menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Sebagai bangsa pilihan Tuhan Israel punya hak istimewa bergaul akrab dengan Tuhan dan bebas berseru padaNya. Namun untuk menyebut nama TUHAN (Yahweh) orang Israel harus berpuasa dan menyucikan diri terlebih dulu. Nama TUHAN hanya disebut pada saat-saat ibadah, saat-saat tertentu karena nama itu sangat suci, agung, dan mulia. Ketika membaca Taurat atau Talmud dan bertemu nama YHWH, maka orang Israel tidak mengucapkan nama tersebut tapi menggantinya dengan kata Elohim atau Adonai. Dalam bahasa Inggris kata God selalu tidak dibaca atau ditulis lengkap oleh rabi-rabi Yahudi. Mereka menulisnya dengan G-d.

Jumat, 05 September 2008

Pendidikan yang Holistik Sekolah Hati Suci

Pendidikan Sekolah Hati Suci bercirikan pendidikan secara holistik (menyeluruh) dan luas. Untuk mendukung program ini perpustakaan membuat program pelajaran yang bertujuan mengembangkan kemampuan otak secara utuh, bukan hanya otak kiri saja sebagaimana yang selama ini diagung-agungkan. Perpustakaan juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan otak kanan mereka.

Belahan otak kiri manusia mengontrol bagian tubuh sebelah kanan. Otak kiri bekerja secara logis dan matematis. Sementara otak kanan manusia mengontrol bagian tubuh sebelah kiri. Otak kanan berhubungan dengan kemampuan bahasa, kreativitas, dan seni.

Menjadi seorang yang pintar berarti memiliki kemampuan otak sebelah kiri dan sebelah kanan yang sama baiknya. Bila hanya otak kiri atau otak kanan yang dikembangkan, maka siswa tersebut dikategorikan setengah pintar karena hanya sebagian otaknya saja yang dimaksimalkan fungsinya.

Contoh orang-orang pintar adalah Romo Mangun Wijaya, Bung Karno, Alfred B. Nobel, Benyamin Franklin, dll. Orang-orang tersebut tidak hanya dikenal karena kemampuan mereka di bidang matematika, fisika, kimia, arsitektur, teknik sipil tetapi juga mereka dikenal sebagai seniman, negarawan, penulis, penemu, penulis puisi, orator.

Salah satu program perpustakaan Sekolah Hati Suci adalah membuat proyek Book Report. Siswa diwajibkan membaca buku-buku literatur dunia dan Indonesia kemudian membuat laporannya. Laporan tersebut berisi tentang rangkuman cerita dan kandungan moral dari cerita tersebut.

Kamis, 28 Agustus 2008

Perpustakaan, Pustakawan, dan Information Specialist

Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kitab atau buku. Kata perpustakaan (bibliothek: Jerman; Perancis: bibliotheque; Belanda: bibliotheek) berasal dari kata biblia dari bahasa Yunani yang berarti tentang buku.

Usia perpustakaan sebenarnya sama tuanya dengan usia peradaban manusia. Ketika manusia mengenal tulisan, maka dimulailah sebuah usaha untuk menyimpan dan menyebarkan informasi tertulis. Tugas menyimpan data-data atau informasi tertulis itu dahulu kala dipegang oleh para imam, biksu, pendeta, dan pemimpin-pemimpin agama lainnya. Para imam ini bertugas melestarikan dan menyebarkan ajaran agama mereka dan kitab sucinya. Sehingga tidaklah mengherankan bila di kuil-kuil, sinagoga, dan gereja selalu ada perpustakaan.

Ketika manusia mulai hidup berkelompok dan membentuk kerajaan-kerajaan, tugas-tugas untuk menyimpan dokumen kerajaan dipercayakan pada satu orang pejabat kerajaan dan disediakan ruangan khusus. Kerajaan-kerajaan besar seperti Babilonia, Assyria, Media Persia, Macedonia, dan Romawi memiliki petugas-petugas yang khusus menangani dokumen-dokumen kerajaan ataupun informasi ilmu pengetahuan.

Manusia menggunakan tanah liat atau batu sebagai wadah untuk menulis ketika peradaban pertama kali dimulai. Kemudian orang-orang Mesir menemukan papyrus, yaitu sejenis rumput yang tumbuh di pinggiran sungai Nil, untuk digunakan sebagai wadah menulis. Bahasa Inggris paper dan Perancis papier (kertas) berasal dari kata papyrus tersebut. Papyrus tidak memiliki daya tahan yang kuat, manusia kemudian menemukan wadah tulis yang dinamakan parchment yang terbuaat dari kulit binatang (kambing).

Parchment ditemukan oleh Eumenes dari Pergamum. Parchment (Latin: Pergamenum) diambil dari nama kota Pergamon. Pada saat itu di kota Pergamon didirikan sebuah perpustakaan yang sangat besar untuk menyaingi perpustakaan Alexandria yang sangat terkenal itu. Kota Alexandria adalah penghasil papyrus.

Perpustakaan zaman dahulu merupakan tempat untuk menyimpan dan melestarikan buku. Pada awalnya koleksi perpustakaan hanyalah berupa buku atau bahan-bahan tertulis lainnya. Seiring dengan kemajuan teknologi koleksi perpustakaan tidak lagi hanya sebatas buku, tapi juga terdapat koleksi audio visual.

Di era informasi sekarang ini telah terjadi revolusi besar-besaran dalam pengelolaan perpustakaan. Cara-cara tradisional dan kuno dalam mengelola perpustakaan sudah ditinggalkan. Koleksi-koleksi yang dulu didominasi oleh buku dalam bentuk fisik juga sudah mulai berkurang.

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah wajah perpustakaan. Kita menyebut masa sekarang ini sebagai era informasi, era digital. Akibatnya perpustakaan pun kemudian berkembang menjadi perpustakaan digital. Apa itu perpustakaan digital? Secara sederhana perpustakaan digital adalah kumpulan informasi digital yang tertata, disediakan sebagai jasa dengan memanfaatkan jaringan informasi.

Perpustakaan digital memungkinkan kita membaca buku di mana saja dan kapan saja. Hanya dengan bermodalkan komputer dan jaringan internet kita sudah bisa membaca buku koleksi perpustakaan, tanpa perlu mengantri atau berurusan dengan peraturan dan jam buka perpustakaan. Kita dapat memilih buku dari sekian ribu buku yang dikoleksi perpustakaan dengan bebas tanpa berhubungan dengan petugas perpustakaan. Era digital memungkinkan orang-orang di pedalaman Papua, di kota Sidikalang, atau di Jakarta membaca buku koleksi British Library saat tengah malam sekalipun.

Google, salah satu mesin pencari yang tersedia diperkirakan akan mampu men-digitalisasi sepuluh juta buku per tahun. Dan bukan hanya Google saja yang melakukan itu. Microsoft, Yahoo, dan Amazon melakukan hal yang sama guna menyaingi apa yang dilakukan Google.

Library of Congress (LC) adalah perpustakaan yang terbesar di dunia menurut The Guiness Book of World Records. Koleksi Library of Congress (LC) mencapai 29 juta buku dari 130 item. Sedangkan rak buku LC mencapai 850 km panjangnya. Sementara British Library memiliki koleksi 25 juta buku dari 150 item yang ada. Rak buku British Library panjangnya mencapai 625 km. Sebagai gambaran jarak antara Jakarta-Bandung adalah 181 km. Kita bisa bayangkan besarnya koleksi LC.

Dengan koleksi buku yang luar biasa banyaknya tersebut baik LC maupun British Library berhadapan dengan keterbatasan ruangan penyimpanan. Ruang penyimpanan buku merupakan masalah perpustakaan sejak dulu. Dengan alasan itulah, maka sekarang ini banyak perpustakaan besar seperti The British Council mengubah diri menjadi perpustakaan digital.

Jumat, 22 Agustus 2008

Teaching Strategies

Menjadi Guru yang Efektif

  1. Pengajaran yang efektif mensyaratkan agar guru menguasai banyak keahlian. Kita mudah terjebak dalam pemikiran bahwa jika Anda menguasai mata pelajaran, maka otomatis Anda akan bisa mengajar dengan efektif. Tetapi sebenarnya guru yang efektif membutuhkan beragam keahlian.
  2. Sering-seringlah memperluas perspektif Anda. Anda harus yakin bahwa Anda bisa menjadi guru yang efektif sebagaimana yang Anda inginkan. Cobalah melihat sesuatu sebagaimana murid Anda melihat, dan cari tahu bagaimana murid-murid memandang diri Anda. Curahkan hati dan pikiran Anda untuk membantu murid membangun kemampuan memperluas perspektif.
  3. Ingatlah selalu daftar karakteristik di bawah ini selama Anda mengajar. Lihatlah daftar itu dan pikirkan tentang bidang pengajaran efektif yang berbeda-beda yang bisa bermanfaat bagi Anda dan juga bermanfaat untuk pengajaran Anda selama Anda masih menjadi guru pemula, dan bahkan setelah Anda menjadi guru yang berpengalaman sekalipun. Dengan selalu mempertimbangkan karakteristik ini dari waktu ke waktu, Anda mungkin akan mengetahui bahwa Anda melupakan satu atau dua bidang dan butuh waktu untuk meningkatkan diri Anda di bidang tersebut.
Daftar Karakteristik Guru Terbaik dan Terburuk Menurut Murid

Karakteristik

% Total

Karakteristik

% Total

Punya selera humor

79,2

Membuat kelas menjadi membosankan

79,6

Membuat kelas menjadi menarik

73,7

Tidak menerangkan secara jelas

63,2

Menguasai mata pelajaran

70,1

Pilih kasih

52,7

Menerangkan secara jelas

66,2

Sikapnya buruk

49,8

Mau meluangkan waktu untuk membantu murid

65,8

Terlalu banyak menuntut kepada siswa

49,1

Bersikap adil kepada murid

61,8

Tidak nyambung dengan murid

46,2

Memperlakukan murid seperti orang dewasa

54,4

Memberikan PR terlalu banyak

44,2

Berhubungan baik dengan murid

54,2

Terlalu kaku

40,6

Memerhatikan perasaan murid

51,9

Tidak membantu/memerhatikan siswa

40,5

Tidak pilih kasih

46,6

Kontrol kurang

39,9

Sumber: John W. Santrock, Educational Psychology 2nd Edition. McGraw-Hill, 2004.